Kamis, (24/11/23) hiruk pikuk nampak sekali tergambar di lapangan SMP Negeri 41 Surabaya (Spenpatsa) saat siang hari. Pasalnya siswa kelas tujuh sedang melaksanakan panen dari hasil Projek Penguat Program Pancasila (P5) dengan judul zero waste. Kegiatan ini merupakan kali kedua dalam pelaksanaan, yang sebelumnya sudah berjalan di tahun ajaran lalu. Namun, ada sedikit perbedaan dari tahun sebelumnya, jika tahun lalu menggunakan tempe busuk sebagai campuran untuk bahan Takakura, tidak dengan tahun ini. Di tahun ini bahan baku yang digunakan hanya kangkung dan bayam untuk mengisi keranjang Takakura.  Sehingga proses pembuatan pupuk dengan metode Takakura lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Metode Takakura sendiri merupakan metode pengolahan sampah yang mengandalkan fermentasi untuk mengurai sampah, sehingga sampahnya tidak berbau. Hasil dari metode ini tentunya bermanfaat bagi sekolah, mengingat bahwa Spenpatsa merupakan sekolah adiwiyata, sehingga pupuk yang jadi dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan berbagai tanaman yang ada di sekolah, dan Sebagian digunakan untuk diperjual belikan sebagai salah satu produk untuk kewirausahaan.

Metode Takakura sendiri merupakan metode pengolahan sampah yang mengandalkan fermentasi untuk mengurai sampah, sehingga sampahnya tidak berbau

P5 dengan tema gaya hidup berkelanjutan ini dimulai sejak tertanggal 9 Oktober 2023,   berbagai kegiatan sudah dilalui oleh siswa-siswi kelas tujuh untuk bisa memproduksi dan memanen pupuk kompos dengan metode Takakura ini. Proses yang dilalui antaranya yaitu, pemahaman tentang pentingnya kompos dan bagaimana cara memproduksinya dengan metode Takakura, hingga sampai proses pemberian sayur dan memanennya serta tidak lupa mengemasnya hingga menjadi produk yang layak jual. Proses yang dilalui oleh siswa-siswi kelas tujuh tersebut nyata dengan hasil yang sangat sesuai dengan ekspektasi, terbukti dengan terproduksinya 56 KG pupuk yang sudah terkemas rapi dan menarik. (Rizzal)

Leave a Comment