Pagelaran piala Dunia U-17 atau di bawah usia 17 tahun berada di Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, seperti; Surakarta , Bandung dan Jakarta.

Ketika Surabaya ditunjuk menjadi Home base Tim nasional, kota tercinta ini telah bersolek yang dimulai dengan pembenahan infrastruktur . Jalanan menuju ke arah Gelora Bung Tomo (GBT) dipenuhi banner atau spanduk piala Dunia U-17 dan bunga Tabebuya mulai bermekaran seakan menyambut dengan ramah sang Garuda muda dan rival-rivalnya di Grup A tempat Indonesia berada.

Asa itu muncul agar Garuda muda bisa lolos ke Babak 16 Besar, diawali dengan pertandingan pertama sukses menahan Ekuador, kemudian menahan Panama sayang dipertandingan terakhir harus takluk di tangan Maroko. Di tangan wasit Denmark, negara dongeng, Indonesia harus mengubur mimpinya untuk terbang tinggi di cakrawala persepakbolaan dunia.

Namun ada satu tugas lagi yg harus diselesaikan oleh Cak Eri selaku Wali Kota Surabaya bersama seluruh warga kota termasuk seluruh anak-anak Surabaya untuk tetap menjadi Tuan Rumah yang baik. Beliau dengan susah payah agar bau TPA tidak tercium ke arah GBT dengan meliburkan truk- truk sampah ke arah TPA bila ada pertandingan di GBT, tetap semangat anak-anak semoga akan lahir Arkan yang lain tetap bermekaran layaknya taburan Tabebuya, sekaligus asa dari Surabaya. (Huda)

Leave a Comment